BELAJAR PINTAR

Rabu, 07 Agustus 2019

KONDISI GEOLOGI GUNUNG TAMBORA

sumber gambar : www.liputan6.com

Morfologi

Didasarkan atas perbedaan morfografi, morfogenesis dan morfokronologi, dipisahkan menjadi: Morfologi Vulkanik Tua, terdapat di sekitar G. Labumbum, dicirikan dengan tingkat erosi sedang-kuat, batuan pembentuk berupa lava dan endapan aliran piroklastik yang sudah mengalami pelapukan tingkat lanjut; Morfologi Perbukitan Sedimen, terdapat di sebelah utara G. Tambora, dicirikan dengan pola aliran sungai relatif paralel dengan tingkat erosi sedang-kuat, batuan penutup berupa batugamping; Morfologi Tambora, menempati bagian tengah daerah penelitin, memperlihatkan bentuk kerucut terpancung. Pada bagian puncaknya terdapat kaldera berdiameter 6x7 km dengan tinggi kaldera sekitar 900-960 m. Dasar kaldera merupakan daerah datar yang terkadang digenangi air dan di bagian selatan tenggaranya terdapat kerucut kecil Doro Api Toi. Morfologi Kerucut Luar (Kerucut Sinder dan Kerucut Lava), tersebar hampir di sekeliling tubuh G. Tambora, umumnya berdimensi kecil berstruktur kawah di bagian puncaknya dengan tingkat erosi rendah-sedang, batuan pembentuk berupa lava, endapan jatuhan piroklastik (preatik dan preatomagmatik).

Stratigrafi
gambar peta geologi pulau sumbawa

Dipisahkan menjadi 4 kelompok produk vulkanik utama, 1 kelompok batuan sedimen dan 1 kelompok endapan sekunder. Masing-masing kelompok terdiri dari satu atau lebih satuan peta. Secara umum keenam kelompok produk tersebut dapat dipisahkan menjadi: Batuan Sedimen Tersier, Produk Vulkanik Tua Labumbum, Produk Kaldera Kawindana Toi, Produk Tambora Tua, Produksi Tambora Muda dan endapan sekunder. Batuan Sedimen Tersier berupa batugamping terumbu, dianggap sebagai batuan yang mendasari (basement rock) tubuh G. Tambora dan sekitar, tersingkap di sekitar pesisir pantai barat dan baratlaut G. Tambora. Rincian lebih detil mengenai informasi dari keenam kelompok produk G. Tambora dapat dilihat pada Peta Geologi Tambora dan Sekitar, Kabupaten Dompu dan Bima, Skala 1:100.000.

Struktur Geologi

Yang berkembang di G. Tambora dan sekitar, yakni berupa struktur sesar, kelurusan vulkanik, struktur kaldera dan struktur kawah. Struktur sesar berjenis sesar normal (sesar normal Tambora), ditemukan di sekitar puncak G. Tambora, berarah utara timurlaut-selatan baratdaya, mempengaruhi kemasifan morfologi punggungan di bagian selatan-baratdaya G.Tambora; Sesar Bili, berarah barat-timur, mempengaruhi kemasifan morfologi punggungan tenggara kaldera Kawindana Toi; Kelurusan Vuklanik Kadinding Nae-Nangamire-Sotonda, termanifestasikan oleh adanya pemunculan tiga buah kerucut (Kadinding Nae, Nangamire dan Satonda) yang berada pada satu garis lurus berarah hampir utara-selatan; Kelurusan Gubu Panda, berarah baratlaut-tenggara, diprediksi erat kaitannya dengan pemunculan kerucut Gubu Panda dan bentuk morfologi lereng Tambora bagian utara, terutama pada daerah batas dengan morfologi tua Kawindana Toi; Struktur kaldera (Kaldera Tambora berdiemeter 6x7 km dan Kaldera Kawindana Toi berarah bukaan ke timurlaut, berbentuk tapal kuda); Struktur kawah, umumnya terdapat pada kerurut luar berdimensi kecil yang tersebar hampir di seluruh lereng bawah dan kaki G.Tambora, di antaranya adalah: Kawah Kadinding Nae, Nangamire, Satonda, Gubu Panda, Doro Peti, Doro MBoha, Doro Ncanga, Doro MBente dan Doro Tabeh/Doro Kembar.

Evolusi Gunungapi G. Tambora dan sekitar

Dimulai dengan pembentukkan Vulkanik Tua Labumbum di bagian tenggara, lalu diikuti dengan pembentukkan G. Kawindana Toi di bagian timurlaut (menghasilkan Kaldera Kawinda Toi yang terbuka ke arah timurlaut). Setelah aktivitas di bagian timurlaut berakhir, baru terbentuk G. Tambora di bagian tengah (menghasilkan Kaldera Tambora berdiameter 6x7 km). Pembentukkan kaldera Tambora terjadi 2 kali merupakan produk letusan katastropik sebelum tahun 1815 dan produk letusan katastropik tahun 1815. Pembentukkan endapan sekunder yang dimanifestasikan dengan endapan lahar dan kolovial, merupakan endapan yang masih terus berlangsung hingga kini. Pembentukkan kolovium, terutama terjadi di bagian dasar dinding Kaldera Tambora. Aktivitas terakhir yang masih terus berlangsung hingga kini, yakni berupa hembusan solfatara dan fumarola berintensitas sedang di bagian dasar dinding kaldera dan di sekitar Doro Api Toi yang berada di bagian tengah dasar Kaldera Tambora.

2 komentar:

  1. Terimakasih broo ..
    Sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. masuin saran dan kritik untuk perkembangan blog baru bro wkwkw

      Hapus